Rabu, 24 Mei 2017

The Captain Urban Lounge Yogyakarta


Lokasi  The Captain Urban Lounge ini terletak di JL.Damai No.41, Sari Harjo Ngaglik, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari jalan palagan melewati perumahan Hyarta maju dikit kiri jalan ada restauran  namanya ‘Rasane’ sebrangnya ada jalan belokan ke kanan ,masuk ke situ,The Captain ada di kanan jalan. Kalau udah kelihatan moncong pesawat itu adalah tempatnya. The Captain Urban Lounge untuk senin-kamis buka dari pukul 17.00 sampai jam 00.00 dan untuk jumat-minggu buka dari pukul 17.00-01.00. Cafe dengan konsep bengkel pesawat terbang yang venue-nya di lengkapi dengan hangger beserta partisi-partisi pesawat asli.
Dari jalan cafe ini sudah menunjukan keunikaannya karena moncong pesawat/kepala pesawat sudah terlihat jelas dari jalan karena moncong pesawat yang berwarna putih sangat besar dan sangat terlihat jelas dari jalan. Jadi cafe ini sangat mudah di temukan untuk para pengunjung yang baru pertama kali akan mengunjungi The Captain Urban Lounge.

The Captain Urban Lounge resmi di buka pada 7 Maret 2014. The Captain Urban Lounge  merupakan sebuah lounge yang awalnya terbentuk dari sebuah keterkaitan tentang pesawat terbang. Sang pemilik,Ketzia Laurent dan Harry Mirazbi sengaja menghadirkan konsep pesawat  di hanger untuk sebuah lounge yang kemudian di beri nama The Capten. The Captain Urban Lounge adalah satu-satunya cafe yang ada di Yogyakarta bahkan di Indonesia yang berkonsep nuansa pesawat dan semua interior dari bagian pesawat yang membuat cafe ini menjadi unik. Dari interiornya The Captain Urban Lounge menggunakan potongan kepala dari pesawat foker 28.
Masih di area luar cafe keunikan itu masih bisa di lihat dari luar bahkan dari jalan karena di luar cafe terlihat ada badan pesawat yang terlihat jelas dari luar cafe,badan pesawat yang terlihat di foto adalah badan pesawat asli.
Pintu masuk The Captain Urban Launge sangat unik,karena suasana mirip dengan desain yang banyak di temui di bandara keunikan itu terlihat jelas dengan tulisan DEPARTURES yang artinya keberangkatan,di samping kanan pintu berjejeran kursi deret yang berfungsi untuk para pelanggan menunggu giliran membayar di kasir apabila cafe sedang penuh. Pintu masuk The Captain Urban Lounge bentuk bangunan pintunya berbeda dengan cafe-cafe pada umumnya yang ada di Yogyakarta,bentuk lorong yang merupakan belahan salah satu badan besawat yang akan mengantarkan pengunjung ke dalam. Lorong ini sangat unik dengan bentuknya yang melengkung dengan hiasan lampu berwarna biru di dindingnya. Selamat sore kapten ,salam yang akan langsung terdengar bagi para pengunjung setelah melewati lorong badan pesawat.sebuah salam khas yang tidak akan terdengar di cafe mana pun.
Setelah masuk ke dalam tidak hanya bangunan dan tempatnya yang unik kursi-kursi yang ada di The Captain Urban Lounge juga unik dan berbeda dengan kursi-kursi lainya karena kursi yang ada di cafe tersebuat adalah kursi penumpang dalam pesawat sehingga pengunjung dapat menikmati makanan dan minuman seolah-olah sedang duduk di dalam pesawat,meja yang di gunakan merupakan bagian dari badan pesawat yang di modifikasi sehingga pengunjung tetap nyaman saat makan dan minum.  Meskipun tidak semua kursi yang ada di cafe tersebut memakai kursi jog pesawat tetapi tidak mengurangi keindahannya,meskipun hanya di area depan cafe saja yang memakai kursi jog pesawat untuk area bagian kanan,kiri dan atas cafe memakai kursi sofa dan kursi kayu.
Bar yang ada di The Captain Urban Lounge ini juga di desain sangat unik dan berbeda dengan bar-bar yang ada di cafe pada umumnya. Karena sensai bila sudah masuk ke dalam tempat ini serasa pengunjung akan di bawa ke suasana di dalam pesawat dan di padu dengan suasana di dalam bandara. Meja yang ada di konter bar merupakan sayap pesawat yang di ubah menjadi konter meja.

Pelayanan di The Captain Urban Lounge sangat memuaskan,waiter dan waitress di sana sangat ramah dan pelayanan yang mereka berikan sangat memuaskan para pengunjung. Waiter dan waitress yang ada di sana menyambut para pengunjung atau pelanggan dengan senyuman yang manis.
Baju yang di pakai waiter dan waitress di sana juga sangat unik yaitu memakai baju berkonsep atau bertema ala montir/teknisi pesawat yang menambah keunikan itu nampak jelas terlihat dari baju yang waitres dan waitress pakai.
Menu Makanan Dan Minuman
Menu yang di tawarkan atau di suguhkan untuk para pengunjung atau pelangggan yaitu menu seperti aneka coffee,juice,squash,tea dan ada beberapa menu beer dan alcohol. Untuk menu snacknya juga tidak banyak cuman ada beberapa menu yaitu seperti pasta,sandwich,frenchfries,platter,salad.
Harganya memang tidak bisa di bilang murah tapi juga tidak kemahalan jadi harganya standar cafe-cafe yang ada di Yogyakarta pada umumnya,untuk porsi makanannya lumayan banyak dan membuat hati senang. Untuk harga di daftar menu belum termasuk pajak. Untuk pajak yang di kenakan yaitu sebesar 10%.
Untuk menu spicy potato wedges berbeda dengan  spicy potato wedges kebanyakan yang di hidangkan di tempat lain yaitu dengan Cuma di goreng atau di tambah bumbu minimalis semacam garam dan lada,untuk potato wedges yang di tawarkan atau di suguhkan di cafe The Captain Urban Lounge yaitu fresh from the oven ,atasnya di taburi dengan keju mozarella kemudian di oven sampai meleleh untuk kentangnya juga sendiri juga empuk dan pas di makan,menu ini di bandrol dengan harga Rp 18.000.
Menu Carbonara jenis pasta yang di pakai adalah spaghetty krimnya kental gurih dan kematengannya sangat pas untuk harganya yaitu Rp 29.000. Quesadillas yang isinya ayam dan paprika tidak ada pilihan isian lain semacam beef atau lamb,tidak berbeda dengan quesadillas yang ada di junction,yang di junction lebih kering berbeda dengan yang ada di The Captain Urban Lounge bumbunya agak lumer harganya yaitu Rp 19.000. Untuk Fanta yang berukuran kecil di bandrol dengan harga Rp 12.000 per botol. Itu adalah beberapa menu dan harga yang di sajikan di The Captain Urban Lounge.
Menu yang menjadi andalan The Capain Urban Lounge adalah Chiken Parmagiana ,bahan utama dari menu ini berupa dada daging ayam tidak bertulang . Gurihnya daging ayam yang di goreng matang dalam menu ini di padu dengan saos tomat ala The Captain Urban Lounge yang di tambah dengan melted mozzarella dan lelehan keju.
Untuk menu Beef Bruschetta menu ini menyajikan perpaduan antara frace beguette yang topingnya adalah saos daging sapi. Taburanblack papper menjadi tambahandalam menu akan menambah rasa pedas dan nikmat saat menikmatinya,dalam menu 1 porsi Beef Bruschetta di sajikan dalam 3 potongan besar. Hati-hati bagi para pengunjung yang tidak mengkonsumsi babi karenaada satu menu pork di The Captain Urban Lounge,hindari menu pork.

Menu minuman di The Captain Urban Lounge yang sudah pasti menarik. Beberapa minuman di hidangkan dengan tampilan Runway 27 yang merupakan perpaduan antara jus buah naga dan jus leci. Warnanya yang merah putih mengingatkan pada bendera kebangsaan Indonesia. Selain itu ada juga minuman Guava Sunset yang merupakan campuran dari sirup stroberi,jus buah jambu dan blue pepsi. Tropical Fruit yaitu minuman yang mengkombinasi jeruk sunkis,lemon,stroberi,apel,lidah buaya yang di potong kecil-kecil kemudian di satukan dengan soda dan sirup stroberi.
Area Lantai 1
Meskipun hanya bagian depan pesawat saja yang ada di The Captain Urban Loung tetapi para pengunjung bisa masuk dan naik ke bagian cockpit pesawat bahkan para pengunjung bisa foto-foto selfi sepuasnya. Di bagian dalam pesawat suasana nya pesis seperti di dalam ruangan pilot pengunjung bisa bebas mengekpresikan keinginan nya di dalam ruangan pilot.
Untuk bagian kokpit di gunakan sebagai panggung musik sedangkan pada sayap di gunakan sebagai tempat untuk hidangan,cafe ini juga menyediakan ruangan VIP yang memakai badan pesawat sebagai tempat pertemuan yang lengkap dengan fasilitas pendingin ruangan dan wifi. Sambil menunggu pesenan datang para pengunjung di suguhkan hiburan live DJ,suara dentuman dari DJ dan akustik akan menemani pengunjung sepanjang malam sesuai dengan jadwal hari pertunjukan. Pengunjung bisa menikmati live musik di atas bagian kopitit.
Di bagian atas sebelah kiri cafe terdapat 2 kabin pesawat yang sengaja di pajang di bagian atas untuk menambah suasana keunikanya,2 bagian kabin pesawat itu sengaja di pasang di bagian dinding atas cafe.
Secara keseluruhan desain interior dari The Captain Urban Lounge merupakan perpaduan antara bgian dalam dan luar pesawat,bagian dapur makanan di desain menyatu dengan keseluruhan ruangan.
N2 27-09 di desain seolah-olah salah satu sudut ruangan di bandara. Konsep kitchen juga di buat terbuka sehingga pengunjung bisa berinteraksi dengan koki.
Area Lantai 2

The Captain Urban Lounge berlantai 2 yaitu laintai atas dan lantai bawah.

Di lantai atas desain bertema atau berkonsep pesawat masih terlihat jelas karena di dinding-dinding area lantai 2 memakai bagian jendela pesawat yang terkesan pengunjung di bawa ke suasana berada di dalam pesawat. Untuk di area lantai 2 meskipun kursinya tidak memakai kursi asli jog pesawat tetapi tidak mengurangi suasana di dalam pesawat. Di lantai 2 pengunjung bisa melihat suasana lanati 1 atau lantai bawah dengan jelas.

Dari atas lantai 2,suasana yang ada di lantai 1 bisa terlihat jelas,bila di lantai 1 sedang ada live musik dan live DJ maka menikmati suasanya lebih nikmat dan lebih jelas jika pengunjung berada di lantai 2.
Fasilitas
Di bagian belakang cafe terdapat meja billiard yang bisa di gunakan untuk para pengunjung cafe untuk bermain billiard. Permainan billiard ini adalah fasilitas yang ada di The Captain Urban Lounge yang sengaja di sediakan untuk para pengunjung cafe. Bila pengunjung datang rame-rame tidak salahnya menikmati permainan billiard yang sudah di sediakan di cafe. Permainan ini bisa di mainan untuk 4-6 orang karena permaian ini lebih asik jika di mainkan rame-rame bersama teman.
Di area untuk bermain billiard ini desain atau interior bangunan pesawat masih terlihat jelas dan itu menambah keunikan dan suasananya seperti bermain billiard di dalam pesawat.
Di dinding dekat dengan ruangan billiard dan dengan toilet di salah satu dinding sudut terdapat foto2 dokumentasi. Foto domumentasi di pasang atau di pajang dengan sangat rapi itu bertujuan pengunjung bisa tertarik untuk melihatnya.
Masih 1 ruangan di area toilet di sana juga terdapat ruangan pantry yang di gunagan untuk para karyawan. Di sana juga terdapat ruangan ganti untuk ruangan ganti di pakai untuk umum jadi bisa di pakai untuk para pengunjung. Ruangan ganti di sana juga sangat bersih dan terawat jadi sangat nyaman di gunakan para pengunjung.

Sabtu, 22 April 2017

Linglung Cafe tempat terasik untuk berselfie dan nongkrong di Jogja


Tempat nongkrong di Jogja memang seolah datang silih berganti. Dengan menawarkani arsitektural ataupun interior yang menarik, tempat-tempat ini berusaha ikut dalam keriuhan perkembangan bisnis F&B di Jogja. Salah satu tempat yang baru-baru ini saya kunjungi adalah Ling Lung yang terletak di Jl. Perumnas Mundu (belakang Ambarrukmo Plaza, Jogja).




Lokasinya yang berada tepat di belokan dan besar membuat siapapun yang melintasinya akan langsung tertarik perhatiannya. Warnanya yang hitam pun menambah kesan artistik dan modern pada bangunan berlantai dua ini. Saya yang kebetulan sedang berada di daerah tersebut pun langsung memutuskan untuk mampir dan bersantap di Cafe tersebut. Jika dilihat dari interiornya, cafe ini akan lebih banyak menarik perhatian di malam hari dimana semua lampu-lampunya menyala dan menghadirkan suasana yang nyaman untuk nongkrong. Hal ini pun terlihat dari jumlah pengunjungnya yang tak sebanyak ketika saya melihatnya pertama kali di malam hari.



Ketika menu diantar oleh mbak Server ternyata harga cukup ekonomis. Di cafe Linglung ini saya tidak memperhatikan secara detail kisaran harganya itu 8K - 30K. Kebetulan teman saya pecinta kopi  dan ia mencoba pesan Maciatto masih sodara sama Espresso. Kalo gak salah harganya 10K. sedangkan saya memesan milkshake vanila, saya penasaran dengan maciatto harga segitu gimana rasanya.. pas pesanan saya datang ga pake lama langsung saya sruput.. memang cocok mahasiswa nongkrong disini, selain harga yang ekonomis rasanya juga tak kalah enak dengan cafe lain inilah yang ditawarkan oleh LingLung cafe, tidak heran kalau setiap hari rame terus.






Setelah pesanan saya habis, tak lupa saya mengambil foto dan berselfie ria bersama teman saya, spot pertama kali saya tertuju pada lukisan seorang wanita yang sedang merasa sedih dan putus asa dan ini hasil jepretan teman saya..





Tak lupa saya berselfie ria dengan teman saya, berikut ini hasilnya hehehe...


Di luar desain interiornya yang memang dibuat sangat muda, modern, dan nyaman, menu-menu yang ditawarkan pun memiliki cita rasa yang tidak mengecewakan. Selain itu, harga yang dikenakan pun terbilang terjangkau, Tak heran jika Ling Lung cukup mendapat banyak perhatian dari mahasiswa yang kebetulan cukup banyak berada di kawasan ini.


LingLung Kafe bisa jadi referensi teman-teman buat yang suka nongkrong sambil minum kopi atau makan..LingLung Kafe buka puluk 10:00 - 01:00 untuk reservasi bisa ke no 02742800642.

Rabu, 19 April 2017

Sejarah Makanan Minuman-Type corak Restaurant dan Restaurant Unik

  1. Sejarah asal-usul ditemukannya makanan dan minuman di daerah tertentu

  • Sejarah Kerak Telor

Membahas soal makanan khas dari Jakarta pastinya akan langsung tertuju pada Kerak Telor. Makanan khas yang saat ini hanya bisa ditemui pada event Jakarta tertentu ini ternyata masih banyak diminati oleh sebagian warga Jakarta. Pada dasarnya, kita semua tahu bahwa kuliner khas indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi kelezatannya. Hampir di seluruh wilayah indonesia memiliki kuliner khas masing-masing daerah. Dan anda tentu pernah dengar atau merasakan penganan khas yang satu ini yaitu kerak telor.

Kerak Telor, mendengar nama makanan ini tentunya kita semua pasti tahu kuliner khas jakarta yang tidak perlu diragukan lagi cita rasa dan kelezatannya. Tentunya kamu pernah mecoba makanan khas yang satu ini. Kerak Telor biasanya menjadi makanan yang paling dicari para pengujung Jakarta Fair atau yang lebih kita kenal sekarang PRJ. Karena jarang bahkan sangat susah untuk kita jumpai makanan khas jakarta ini di hari-hari biasa.


Menurut sejarah Kerak Telor sudah ada pada zaman Belanda menjajah Indonesia pada waktu dulu.  Dimana semua berawal dari coba-coba pada puluhan tahun silam, ketika Batavia atau Jakarta masih dipenuhi oleh pohon kelapa. Sekawanan Betawi Menteng iseng mencampurkan antara ketan, kelapa parut dan bumbu dapur lainnya. Iseng-iseng banyak tetangga yang suka. Pada 1970-an mereka pun mulai mencoba peruntungan dengan berjualan resep uniknya tersebut di daerah Monas. Ternyata laku keras bahkan seolah sampai menjadi ciri khas Betawi. Kerak telor sempat menjadi makanan elit khas Betawi yang terkenal kelezatan rasanya.
Kerak telor merupakan warisan masa lalu dimana aat itu kota yang bernama Jakarta masih banyak ditumbuhi pohon kelapa . Karena dahulu hasil kelapa sangat melimpah yang membuat Jakarta masa lalu bernama sunda kelapa. Buah kelapa yang pada saat itu sangat berlimpah sangat dimanfaatkan oleh penduduk Jakarta untuk membuat aneka masakan seperti Nasi Uduk, Soto Betawi, Kerak Telor dan makanan khas Jakarta lainnya. Tidak heran jika kuliner khas Jakarta begitu banyak mengandung santan.
Cara membuat masakan ini cukup unik. Saat Kerak Telor sudah setengah matang maka wajan akan dibalik dan dibiarkan terkena bara api sambil dikipasi agar bara api tetap menyala. Setelah agak kering dan matang barulah Kerak Telor siap untuk disajikan. Bahan-bahan Kerak Telor terbuat dari nasi dan ketan aron setengah matang yang dicampur dengan telur ayam atau telur bebek beserta bumbunya. Mudah-mudahan makanan khas Jakarta ini bisa tetap bertahan di tengah-tengah persaingan dan serbuan fast food barat.
  • Sejarah Ketoprak

Dahulu kala di Jawa Tengah,  seorang  lelaki penggemar kuliner mencoba membuat makanan baru. Bahan makanan itu terdiri dari ketupat, toge, bihun, bawang putih, cabe, kacang tanah. Setelah selesai  membuat makanan baru itu, lelaki tadi masih kebingungan mencarikan nama yang menarik untuk jenis makanannya yang baru ia ciptakan.  Sambil membawa  makanan yang siap dihidangkan dan hendak diletakkan di meja makan, tiba-tiba piring makanan siap saji itu terlepas sehingga mengeluarkan bunyi: “Ketuprak...!”
Si lelaki tadi berpikir, kenapa makanan ini aku tidak namakan saja sekalian dari bunyi suara jatuhnya piring makanan ini akhirnya aku menemukannya juga. Kalau begitu aku namakan saja makanan baru ini dengan nama : Ketoprak!  Asal kata dari “Ketuprak” bunyi dari jatuhnya piring makanan yang aku akan hidangkan tadi.


  • Sejarah rendang

Rendang merupakan masakan yang kaya rempah dengan daging sebagai bahan dasarnya. Rendang juga menggunakan karambia (santan kelapa) dan campuran bumbu khas yang dihaluskan seperti cabai, lengkuas, jahe, kunyit, bawang, dan bumbu-bumbu lainnya. Keunikan rendang adalah bumbu alami yang digunakan memiliki sifat antiseptik, sehingga bisa berguna sebagai pengawet alami. Bumbu lain juga diketahui punya aktivitas antimikroba yang kuat, dan tidak heran jika rendang bisa bertahan berbulan-bulan. Untuk pemasakan rendang hingga kuah benar-benar kering, prosesnya akan menghabiskan waktu sekitar delapan jam.
Penelusuran tentang sejarah rendang akan membawa kita ke salah satu daerah di Sumatera bagian barat, yaitu Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah menjadi salah satu bagian dari kehidupan kuliner mereka sejak jaman nenek moyang mereka. Untuk sejarah kapan pertama kali rendang diciptakan sendiri, sayangnya tidak banyak bukti tertulis yang dapat ditemukan. Salah satu dugaan yang muncul di kalangan para peneliti adalah bahwa panganan ini telah muncul sejak orang Minang mengadakan acara adat mereka untuk pertama kalinya. Awal mula sejarah masakan rendang khas Padang ini terdengar dimana-mana mungkin terjadi karena seni memasak ini terus berkembang dari Riau, Mandailing, Jambi, bahkan hingga ke Negeri Sembilan yang merupakan negara bagian federasi Malaysia karena perantau Minang yang tinggal di sana.
Catatan tentang rendang sebagai makanan tradisional dari daerah Minangkabau ditemukan pada awal abad ke-19, namun Gusti Anan, seorang sejarawan dari Universitas Andalas di Padang memiliki dugaan bahwa rendang sudah mulai muncul sejak abad ke-16. Hal ini ia simpulkan dari catatan literatur abad ke-19 dimana tertulis bahwa masyarakat Minang darat sering bepergian menuju Selat Malaka hingga Singapura. Perjalanan tersebut mereka lalui dengan jalur air dan bisa memakan waktu kurang lebih sekitar satu bulan. Mengingat tidak adanya perkampungan di sepanjang perjalanan itu, para perantau ini pasti sudah menyiapkan bekal makanan yang akan tahan hingga waktu yang lama, dan makanan itu adalah rendang. Gusti juga menduga bahwa pembukaan kampung baru di pantai timur Sumatera hingga Singapura, Malaka, dan Malaysia oleh masyarakat Minang pada abad ke-16 juga sudah mengikutsertakan rendang sebagai makanan mereka karena perjalanan tersebut butuh waktu berbulan-bulan.
Selain dari catatan sejarah, sejarah masakan rendang khas Padang juga dapat ditemukan dalam catatan harian Kolonel Stuers yang pada tahun 1827 menulis tentang kuliner dan sastra. Di dalam catatan tersebut sering kali muncul secara implisit deskripsi kuliner yang diduga mengarah pada rendang dan tertulis istilah makanan yang dihitamkan dan dihanguskan. Hal ini, menurut Gusti, adalah salah satu metode pengawetan yang biasa dilakukan oleh masyarakat minang. Rendang sendiri berasal dari kata “merandang,” yaitu untuk memasak santan hingga kering secara perlahan hal ini cocok dengan rendang yang memang butuh waktu lama untuk dimasak hingga kuahnya kering.
Sejarah rendang juga tidak lepas dengan kedatangan orang-orang dari Arab dan India di kawasan pantai barat Sumatera. Dipercaya bahwa pada abad ke-14, sudah banyak orang-orang India yang tinggal di daerah Minang, dan bumbu serta rempah-rempah sudah diperkenalkan oleh orang-orang tersebut. Ada juga dugaan yang mengatakan bahwa masakan kari yang sudah menjadi makanan khas India dan diperkenalkan pada abad ke-15 di daerah Minang merupakan dasar dari rendang itu sendiri. Hal ini sangat mungkin mengingat adanya kontrak perdagangan dengan India pada masa itu. Ahli waris tahta kerajaan Paguruyung juga membuka adanya kemungkinan bahwa rendang merupakan kari yang diproses lebih lanjut. Yang membuatnya berbeda adalah rendang memiliki sifat yang lebih kering, sehingga bisa jauh lebih awet jika dibandingkan dengan kari.
Masakan rendang khas Padang tetap tidak mati hingga sekarang, bahkan menjadi semakin terkenal dengan menjamurnya warung makan Padang di setiap sudut kota di Nusantara. Meski dikenal dengan bentuknya yang terbuat dari daging, ternyata banyak juga variasi rendang lainnya seperti rendang ayam, bebek, hati, telur, paru, dan ikan tongkol. Selain itu ada juga rendang suir yang berasal dari Payakumbuh. Yang membedakan rendang suir dengan rendang biasa adalah daging ayam atau sapi yang digunakan, serat dagingnya akan disuir kecil-kecil.
Filosofi Di Balik Rendang
Makanan rendang khas Padang sebagai masakan tradisional memiliki posisi yang terhormat dalam hidup bermasyarakat di Minangkabau. Hal ini dikarenakan bahan-bahan pembuat rendang memiliki makna sendiri-sendiri. Bahan pertama yaitu dagiang atau daging sapi yang juga merupakan bahan utama melambangkan niniak mamak dan bundo kanduang, dimana mereka akan memberi kemakmuran pada anak pisang dan anak kemenakan. Bahan kedua adalah karambia atau kelapa, yang melambangkan kaum intelektual atau yang dalam bahasa Minang disebut Cadiak Pandai, dimana mereka merekatkan kebersamaan kelompok maupun individu. Yang ketiga adalah Lado atau sambal sebagai lambang alim ulama yang tegas dan pedas dalam mengajarkan agama. Bahan terakhir adalah pemasak atau bumbu, yang melambangkan setiap individu dimana masing-masing individu memiliki peran sendiri-sendiri untuk memajukan hidup berkelompok dan adalah unsur terpenting dalam hidup bermasyarakat masyarakat Minang.

  • Sejarah Bajigur

Bajigur adalah minuman hangat khas masyarakat Sunda dari daerah Jawa Barat, Indonesia. Minuman yang disajikan panas ini biasa dijual dengan menggunakan gerobak yang menyertakan kompor. Bajigur paling cocok diminum pada saat cuaca dingin dan basah sehabis hujan. Makanan yang sering dihidangkan bersama bajigur adalah pisang rebus, ubi rebus, atau kacang rebus. Kata sebagian orang sebelum ada bajigur, minuman para petani sebelum pergi bertani mereka selalu menyeduh gula aren dengan air hangat, lama-lama kelamaan ada yang mengkombinasikan gula aren dengan air santan kelapa sehingga terciptalah sebuah minuman yang berkomposisikan air santan dan gula aren, semakin banyak di kombinasikan lagi dengan komposisi lainnya maka mulailah sebagian orang menyebutnya bajigur 



2. Type corak restaurant

  •  Restaurant Rindang alam yang bersuasana alam dengan makan di saung di Jakarta Timur
Di bawah rindangnya pepohonan, dengan semilir angin membelai lembut, dan menikmati pemandangan hijau serta kolam ikan yang bergemericik. Sebuah rumah makan di kawasan Ceger Taman Mini Jakarta Timur, yang rindang sesuai namanya Rindang Alam.


Bila sedang berada di sekitar Ceger sampai Kampung Rambutan atau Taman Mini cukup sulit untuk menemukan rumah makan yang representatif. Dalam artian, makanannya enak dan variatif, harganya tidak mengagetkan, serta tempatnya nyaman terutama untuk keluarga dengan anak kecil atau menjamu tamu/rekan bisnis. Bahkan untuk rapat atau acara perayaan juga bisa, sebab di Rumah Makan Rindang Alam juga ada ruang pertemuannya. Cukup besar. Disana juga terdapat musholla, jadi jika ingin mencari tempat untuk berbuka puasa bersama sangat cocok.


Di Rindang Alam ini tempatnya luas, parkir juga luas. Suasana alam dengan saung-saung (gubuk) menghadap kolam ikan. Meski kolamnya tidak seluas Mang Engking.

Suasana rindang dan asri saat masuk ke restoran Rindang Alam, Bambu Apus


Pintu masuk RM Rindang Alam, Ceger



Gubuk makan menghadap kolam ikan


Ikan Gurame Bakar khas Rindang Alam (Rp 12.500 per ons) dan Buncis Singapore. Dan disajikan di saung.


Gurame Bakar Khas Rindang Alam dan Buncis Singapore

saung makan

Alamat Rumah Makan Rindang Alam
Spesial Ikan Bakar, Seafood, dan Masakan lain
JL. Raya Hankam Arteri Bambu Apus, Jakarta Timur, Indonesia
Telpon: 021 84311949

3.    Restaurant yang mempunyai ciri khas / restaurant unik
  •      Warung Apung Rowo Jombor Klaten

Warung apung, (Warung=Rumah Makan, Apung=Terapung) bisa diartikan rumah makan yang terapung, warung-warung tersebut terapung disepanjang bibir Rawa Jombor. bisa memilih berbagai lokasi sesuai selera karena disana juga tersedia berbagai macam fasilitas tambahan, seperti karaoke, hiburan dangdut, arena bermain dan masih banyak lagi.


Sebelum menuju warung apung  diwajibkan naik perahu yang di tarik dari seberang warung apung, ini adalah salah satu ciri khas ketika menuju warung apung, perahu sederhana terbuat dari bambu yang ditopang diatas drum-drum dan hanya ditarik dengan tali


Duduk santai, melatih kesabaran menunggu kail disambar ikan, sambil menunggu pesanan masakan ikan bakar, ikan goreng serta menu-menu lain yang sedang disiapkan oleh juru masak, menjadi kegiatan yang mengasikkan dan tentu saja menunda lapar sejenak sebelum tiba saatnya sajian masakan terhidang diatas meja makan dan siap disantap dengan lahap.

Bukan hanya alasan asik memancing saja yang membuat betah disini, pemandangan indah, Langit Biru, udara yang sejuk, serta tenangnya suasana membuat rasa ingin segera rebahan di warung apung ini.


namun renyahnya tawa anak-anak membuat aku terjaga, lalu mencari sumber keceriaan tersebut aku mendapati mereka sedang asik bermain bebek air di dalam arena warung apung yang memang dipersiapkan secara gratis bagi pengunjung yang ingin menikmatinya.

  • Taman Indie Restaurant bertema Jawa dan alam di Malang


Area Tempat duduk


Ketika mengunjungi Taman Idie di malang dengan Suasana yang bertema alam dan jawa. Kesan Jawa sudah terlihat ketika memasuki Taman Indie, terdapat pernak-pernik jawa, gerobak dawet, ukiran-ukiran, taplak meja batik dan beberapa furniture lainnya.
Sedangkan nuansa alam terlihat dari lokasi Taman Indie yang terletak di dekat tepi sungai di Perum Kota Araya. Ada pula sawah dengan rumput yang hijau dan masih benar-benar asri.
Gerobak dawet

Pernak-pernik



Yang paling menarik di Taman Indie ini adalah di area Pawon. tempat duduk di sekitar pawon ramai, dan banyak permainan anak-anak khas tempo dulu. Area ini ada sebuah dapur yang mirip dengan model dapur tradisional, yang memasak pun berpakaian ala si mbah. Menu yang tersedia adalah aneka nasi goreng, mulai nasi goreng jawa, bali,semarang,sunda,padang atau nasi goreng yang lebih berat yaite dengan tambahan daging, lidah kepiting dan buntut juga tersedia.

Depan Area Pawon dan Area Pawon


Area Bermain Kulintang










Pelayan Taman Indie yang memakai Baju Adat Jawa

Restaurant Taman Indie ini sekaligus sebagai tempat wisata, untuk memperkenalkan kebudayaan jawa, taman indie ini juga bisa digunakan untuk rekreasi keluarga, jika bersama keluarga duduk di gazebo antara sawah dan sungai sensainya sangat damai dan tenang, Disana pun bebas berfoto dan berjalan-jalan sepuasnya.